Sabtu, 02 Mei 2009

PLN dan PLT ( Pakai Lampu Togok)

Namanya "Lampu Togok".Darimana asalnya disebut "togok" Entahlah.Mungkin saja sama dengan tegap yang dalam bahasa Pasirpengarayan disebut "togok". Jadi "lampu tegap" alias lampu yang berdiri tegap (kira-kira begitulah). Lampu ini asapnya hitam, jika masuk kelubang "idong", Lubang "idong"pun jadi hitam. Lampu jenis ini seharusnya sudah digolongkan sebagai barang antik karena sudah dipakai sejak zaman nenek moyang ( makan kluwang ) dulu.

Dizaman serba moderen ini hampir tidak ditemui lagi damar, "lampu togok", "lampu semprong" dan "lampu strongking" . digantikan dengan "listrik". Pada masyarakat yang sudah maju kebutuhan akan listrik merupakan kebutuhan yang vital. Moderenisasi dan pembangunan mustahil tanpa listrik!!.
Lantas kenapa "lampu togok" di Pasirpengarayan belum dikatagorikan sebagai barang antik ? Ya. karena sampai sekarang masih diperlukan. masih berdiri"togok" seakan tak mau kalah dengan listrik PLN yang cahayanya lembut, sayu. sendu, hidup segan matipun kadang-kadang mau. Jangan kata penerangan jalan, penerangan di rumahpun hampir seperti cahaya rembulan. membuat suasana dirumah semakin romantis.

Jika sudah demikian halnya. Jangan terlalu berharap roda perekonomian akan tumbuh dan berkembang cepat. Investor mana yang mau menanamkan modalnya ?, Entahlah................

Sepuluh tahun sudah berkah otonomi daerah mengalir ke Pasirpengarayan. bukan saja anggaran yang lumayan besar, tapi kesempatan untuk merencanakan sendiri, mengelola sendiri terbuka lebar. Kenapa kebutuhan yang sangat vital ini tidak diprioritaskan ?.
Nampaknya "lampu togok", "lampung semprong " dan "lampu strongking" di Pasirpengarayan, belum mau dipensiunkan.( nak di apokan )



0 komentar: